pict random from google |
Bukankah lebih mudah bagimu untuk berjalan dengan mata terpejam ketimbang melihat keburukan yang terjadi di depan mata?
Sebab dengan demikian kamu bisa beralasan untuk tidak tahu.
Padahal… saya tahu benar, kamu ada di sana.
Saya lihat sendiri kamu di sana, di tempat yang sama ketika saya mengerang kesakitan.
Saya lihat sendiri, kau tertegun di tempatmu ketika saya menjerit memanggil namamu.
Saya lihat…
Saya lihat…
Saya melihatmu…
di sana…
menghitung satu sampai sekian untuk meredam teriakan saya yang memenuhi lubang telingamu,
mengalihkan pandang untuk menghalau pandangan memohon saya.
Saya…
Kamu tahu semua yang terjadi terhadap saya.
Kau seharusnya tahu.
Kamu hanya…
berpura-pura…
tidak tahu.
Lebih mudah bagimu untuk membela diri dan tidak ingin disalahkan.
Menutup mata, adalah caramu, terbebas dari rasa bersalah…
Kamu ada di sana…
kan…?
Itu sebabnya kau selalu tidak ingin disalahkan.
Karena kau tahu…
kesalahanmu sendiri.PS. Masih berkaitan dengan gerundelan saya di SINI
8 comments:
Ah, seperti aku yang selalu menolak jika disalahkan. Mungkin ini adalah ego dari mahluk sepertiku. Bagi kami, kami tak pernah salah. Benarkah ini salah?
dia sangat tidak gentleman...hm...salam kenal yaaa...:)
Ahh, mencari kesahalan, seperti harus menangkap ikan diderasnya laju air dibebatuan .....
dhe ngerti maksudnya nih jeng, hahahaha dalem banget maknanya.. keren dah, maju terus deh per-puisi-an Indonesia.. #loh
wah, keterlaluan banget ya dia itu. btw, lagunya enak nih.....
suddenly remind me,, how hypocrite I am..
huh kura2 dalam perahu ya kak
Mantap, maknanya dalem nih, gak kebayang kalo selingkuh terus dikasih puisi gini sama pasangan, beh.. :D
Post a Comment