Dulu waktu SMA, di dekat kos-kosan saya, ada tetangga yang baru pelihara anjing banyak sekali, sekitar 7 atau 8. Mereka dikurung di balik papan triplek. Siang dan malam terus menggonggong memekakkan telinga. Setiap saya dan teman-teman saya pulang sekolah mereka akan menyalak kencang sekali. Biarpun mereka ga keliatan tapi saya sudah ketakutan. Saya takut anjing.
Terus kemudian, entah apa yang terjadi, setiap jam 3 pagi anjing-anjing itu menggonggong aneh. Seperti ketakutan. Itu bukan gonggongan, itu lolongan. Hari berganti hari, minggu berganti minggu, dalam hitungan bulan, anjing-anjing itu jumlahnya makin berkurang. Dan akhirnya habis sama sekali.
“Dijual kali?” saya berkomentar.
“Wong baru aja beli 8 kok dijual?”
“Dimakan kali? Iya. Dipelihara buat dimakan!” teman saya lainnya menyahut.
Lainnya menimpali, “Mereka (tetangga kosan kami) non-muslim, anjing ga haram buat dimakan. Bisa aja itu tiap jam 3 malam tuh anjing dieksekusi. Hiii!”
“Iya juga. Di Manado, anjing itu termasuk makanan yang biasa dimakan,” saya ikut-ikut ngeri.
Biarpun saya takut anjing, saya ga suka membayangkan ketika anjing-anjing itu harus dimakan. Entahlah. Itu aneh. Rasanya anjing itu terlalu “bersahabat” untuk dimakan. Menurut teman-teman bagaimana? Teman-teman ada yang sudah pernah makan daging anjing? *serem sendiri*
Auh, suatu saat saya pengen pelihara anjing. Mereka so cuuuuteeeeeee...!!!!
saya membayangkan kalau saya pelihara anjing, saya bakal sering basuh 7 air doooong... pict from VisualizeUs |
Salam,
Annesya