TENTANG SI CHIMER

Sunday, August 25, 2013

IRI-NYA SAYA

girls tumblr
from visualizeus



Saya adalah orang yang iri hati walau tidak sampai dengki. Saya pikir setiap manusia punya sisi gelap hatinya. Sisi gelap yang kadang tidak diakuinya atau tidak disadarinya. Saya sih tipikal orang yang sangat menyadari perasaan itu.

Semisal kemarin, sahabat saya ngajak saya jalan-jalan ke toko buku. Saat itu saya menemukan novel seorang novelis yang plagiat namun novelnya bestseller. Lalu sebuah novel yang cerita sangat biasa tapi difilmkan dan heboh di twitter. Kemudian bertemu dengan sebuah novel dengan ceritanya yang krik krik jelek banget tapi promo penerbitnya habis-habisan.

Setelah mengomel tidak jelas, saya menutup omelan saya dengan kata-kata: Sial, kok bisa sih plagiator dan novel ga jelas ceritanya gitu jadi best seller? Iri aku iri! Apa enaknya aku plagiat aja? Atau bikin novel ga jelas tentang antagonis yang membuat pingsan protagonisnya, terus bangun-bangun menjerit aku hamil anak kamuuuu!!!

Teman saya terpingkal. Dia adalah tipikal orang yang menikmati gurauan sarkastik saya. Yah, tapi lagi-lagi saya hanya iri. Kata-kata saya menggantung hanya di bibir dan berhenti di sana. Saya tidak akan menghabiskan energi saya untuk berbuat dengki. Saya ga bakal bikin akun twitter dan blog anonym untuk mengolok-olok mereka. Saya rasa masih banyak hal yang lebih positif yang bisa saya lakukan.

Oh ya, kemarin-kemarin kaget adaptasi kerja, ga ngeblog. Pulang kerja, langsung kecapean terus tidur. Tempat kerja saya kali ini sebuah gedung berlantai 14 kalo ga 16, lupa ah. Saya masih berdandan ala eksekutif muda biarkan lunch selalu bawa bekal dan pp selalu naik angkot. Yang penting gayanya dua juta lima ratus ribu rupiah lah #pasangPoseSensual


Salam kangen buat kalian!!! #peluksatu2

Sunday, August 18, 2013

LEBARAN-RAMADHAN KALI INI

I would say, ramadhan kali ini adalah ramadhan terberat. Secara yah, saya kena korban PHK resign. Kerja jadi marketing bank memang gitu sih, ga achieve target, dibuang resign aja. Kalau kata pepatah, nothing’s personal, it just a good business. Memang jalannya begitu, ga usah kaget, ga usah tanya.

Lebih beratnya lagi, sebagai kakak, sudah waktunya ngasih angpao ke adek-adek. Duile, kaga ada duit. Temen-temen ada yang iseng becandain, bagi angpao dong, saya makin emosi aja dong. Saya semprot aja mereka semua, udah tahu saya ga kerja, mereka yang kerja, kok tega-teganya menyiram garam di atas luka? #drama. Saya orangnya ga gampang marah, cuma kalau lagi sensi semprotan-nya lumayan dashyat juga. Lagian pas lebaran udah maaf-maafan. Okesip, selesai perkara penyemprotan hama.

Tapi bertepatan dengan itu semua, ramadhan kali ini gudangnya hikmah. Satu per satu doa saya dikabulkan Allah. Tentang adek saya yang akhirnya dapat kuliah. Tentang draft novel saya yang di-acc penerbit, dua biji pula (seneng banget, biasanya juga dapatnya surat penolakan terus). Tentang saya yang akhirnya dapat offering letter dari salah satu perusahaan multinasional. Tinggal doa minta jodoh aja yang belum keturutan #ea.


penampakan saya dan keluarga sehabis shalat ied
Tapi masih, pas lebaran makan hati banget waktu adek-adek ngedongkol: yah, ga dapat angpao! Kakak pengangguran sih! Asem semua adek-adek saya itu. Kecil-kecil pada mata duitan semua! Hah! → masih kebawa emosi kalo keinget.

Ya udah lah yah, setidaknya hidup berjalan menjadi lebih baik sekarang. Ramadhan kali ini mengajarkan saya untuk ikhlas dan selalu bersyukur dengan apa yang dimiliki. Terus berusaha meraih apa yang kita inginkan. 


Kerja keras tidak akan pernah mengkhianatimu.


Salam,

Tuesday, August 13, 2013

SIAPA SAYA?!

some dreams are destined to be just... a dream
pict from weheartit


Mami saya usianya sudah lima puluh tahun dan sampai sekarang belum punya rumah. Kami tinggal di rumah kontrakan. Serem kan yah? Mami saya saking mati-matiannya nguliahin anak-anaknya, sampai ga bisa beli rumah. Mami saya pengen anak-anaknya punya pendidikan yang tinggi. Semua uang dialokasikan untuk pendidikan. Untungnya, saya dan kakak saya, masih bisa tembus universitas negeri melalui jalur spmb (alias jalur murah).  Melalui jalur penerimaan ujian masuk negara, biaya awal kuliah saya cuma 1.3juta dengan uang SPP 600ribu setiap semester. Belum lagi saya bisa menerima beasiswa selama bisa menjaga IPK di atas 3.25. Kakak saya juga masuk melalui jalur yang sama. Meski demikian, memang biaya kuliah dan biaya hidup cukup tinggi untuk menguliahkan dua anak sekaligus. Saya dan kakak saya kebetulan hanya beda dua tahun.

Di lain sisi, masih begitu banyak orang tua yang menolak ketika anaknya minta kuliah. Mereka berdalih tidak ada biaya untuk itu. Padahal mereka punya sawah dan sapi. Padahal satu sapi mereka dijual sudah bisa buat biaya awal kuliah anaknya. Beberapa dari mereka menangis karena dilarang kuliah dengan dalih masalah biaya. Saya melihat mereka yang mati-matian belajar dan meraih ranking di sekolah, berakhir menjadi kasir supermarket. Anak-anak itu sebelumnya adalah korban kebohongan masyarakat, bahwa kalau pintar kau bisa jadi apapun yang kauinginkan. Kebohongan yang berasal dari mulut-mulut orang tua mereka sendiri. Mereka disuruh bermimpi untuk kemudian berakhir menjadi kasir dan pembantu rumah tangga.


Namun, siapa saya, bisa berkata pada orang tua mereka bahwa kuliah itu penting? Siapa saya akan menjamin bahwa menguliahkan anak mereka di universitas terkemuka akan membuat masa depan anak mereka terjamin lebih baik? Siapa saya yang berhak menyuruh mereka menjual sawah dan sapi mereka? Siapa saya selain tempat bagi mereka berbagi keluh kesah tentang mimpi yang sebenarnya adalah bohong? Sekali lagi, siapa saya?!

Saturday, August 3, 2013

MENUTUP TELINGAMU

sometime I decide to not answer the telephone
cause I know that would be a waste
not because they are stupid, they just don't get the point.
pict from visualizeUs


Pada akhirnya keputusan yang kau pilih lah yang menjadi hidupmu. Kawan-kawanmu boleh jadi memberimu saran. Tapi bagaimana pun yang menanggung resikonya adalah dirimu sendiri. Bukan mereka. Keluargamu boleh jadi menuntutmu menyetujui pilihan mereka. Tapi pada akhirnya, yang menanggung resikonya adalah dirimu sendiri lagi.

Tentukan pilihan hidupmu sendiri. Jika pilihanmu benar, kau akan bersyukur karena tidak mendengarkan mereka. Jika pilihanmu salah, kau tidak perlu menyalahkan teman-temanmu dan juga keluargamu. Sebab tidak mungkin kau menyalahkan teman-temanmu dan keluargamu karena menerima saran mereka. Sungguh. I swear!

Ini hidupmu. Bukan hidup mereka.
Ini pilihanmu. Bukan pilihan mereka.
Kamu yang menanggung resikonya. Bukan mereka.
Ini kesalahanmu. Bukan kesalahan mereka.

Kau yang tentukan, kapan kau harus mendengar, atau MENUTUP TELINGAMU.

GERUNDELAN SAYA DI TWITTER HARI INI

pict from here


ada lho ibu yang ga peduli sama nasib anaknya. ada.

ada lho ayah yang tak segan menelantarkan anaknya. ada.

kamu yang punya orang tua yang peduli, bersyukur. ga semua org seberuntung kamu.

kalau punya "teman yg krg beruntung", jangan di-judge seakan hidupmu paling sempurna sedunia.

kita ga bisa memilih dilahirkan dari keluarga mana. ga bisa memilih orang tua kita. sbg anak, kita ga bs mengendalikan.

yg lahir dari keluarga broken home ya bukan alasan juga kali, buat ngehancurin diri sendiri. terus hidup ya.

ngomong2 soal tujuan hidup. knp kita hrs hidup. saya jg srg btanya2 gitu. tp yaudah gausa dipikirinlah. hidup aja. :))

saya adlh yg g percaya jika ada org yg blg: ayah/ibu pasti selalu menyayangi anaknya. that's bullshit :)) tgantung mereka org baik apa ga.

ada banyak orang tua tidak siap membesarkan anak kemudian menelantarkan anak-anaknya. ada. banyak. :))

Thursday, August 1, 2013

NASIB...

pict from weheartit
I wish I could runaway from my fate. i wish...



Temen: Cie, udah dapat kerja ya, Say? Selamat ya...
Saya: Iye, alhamdulilah…
T: Jadi apa, Neng?
S: Marketing.
T: Hah? Kok marketing lagi? Kau kan ga pinter jualan! Digencet-gencet lagi dong! Ada target lagi dong!
S: Muka kaya aku bakal diapain lagi sama perusahaan kalo nggak dijadiin marketing? Makanya nih aku cape jadi orang cantik!!!
T: #budekMendadak

Saya ga paham kenapa setiap saya ngelamar kerjaan HRD selalu memandang kemampuan saya di bidang sosial. Padahal saya orangnya sering antisosial. Sering bertingkah aneh di muka umum. Setiap ngelamar pekerjaan back office selalu ditaruh ke bagian marketing. Mereka bilang kemampuan saya lebih dipakai di sana. Saya berulang kali mengelak, selagi mengelak, saya terus menerus ditolak di manapun. Sampai akhirnya saya menyerah, saya melamar marketing. Voila, I got the job. HRD bilang pekerjaan harus diberikan pada yang mampu dan mau. HRD menilai saya mampu di marketing tapi ga mau. Jadi saya bolak balik terbuang. Kaya hatiku ini… terbuang #ngokBanget.

Yaudah intinya saya bersyukur sudah mendapatkan pekerjaan lagi. Saya bisa stress kalo kelamaan nganggur. Bisa nyilet-nyilet muka orang saking stresnya. Masuk penjara kali ye habis nyiletin muka orang? Ya udah lah yah, kan belum sempet dilakuin juga. Bai!

Btw, pas nulis ini saya lagi berasa galau lho. Tulisannya terkesan lucu gak sih? Masih lucu yah? Hah, nasib... #mlipir

Popular Posts

Follower