TENTANG SI CHIMER

Saturday, November 29, 2014

Kau yang puas dengan dirimu sendiri
Dan khalayanmu.
Sempat terlintas ini sesuatu yg spesial.
Barangkali pada akhirnya saya bisa mengerti.
Namun sekali lagi
Kau dengan khayalanmu
aku dengan khayalanku
Kita tidak beranjak ke mana mana
Dan barangkali kita hanya mengisi sepi
Dan menepis bosan.

Sunday, November 23, 2014

ADA HAL-HAL YANG TIDAK INGIN SAYA INGAT

Ada hari di mana tumbuh kebencian di dalam hati saya. Hari di mana saya diperlakukan tidak adil dan saya tidak bisa mencegahnya. Hari di mana manusia lain menghakimi tanpa tahu apa-apa. Hari di mana saya ditempatkan dalam posisi tersangka meski saya sebenarnya tidak merugikan siapapun.

Ada hari-hari yang seperti itu. Ada orang-orang jahat yang tetap menjadi jahat di manapun posisinya, di atas maupun di bawah. Mereka membuat saya tersadar bahwa menjadi orang baik bukanlah takdir, tapi pilihan.

Orang bilang ketika orang bawah beranjak menuju puncak, maka ia akan jadi orang yang baik. Dia akan jadi orang sukses yang tidak menginjak-injak orang di bawahnya. Tapi saya ingin memberitahu kalian yang berpikiran seperti itu, ITU TIDAK SELALU BENAR.


Menjadi orang baik, sekali lagi, adalah sebuah pilihan.

Thursday, November 20, 2014

SISIR TANAH

Saya lagi tergila gila sama SISIR TANAH, band indie jogja. Syair syairnya indah. Saya selalu mendukung keindahan. Saya harap band ini bisa terus berkembang dan karya karya mereka didengar banyak orang.

Pagi hari ini berputar playlist mereka di telinga saya:

Kita mungkin janji air pada tanah.
Mungkin pula janji angin pada api.
Hidup agar tetap membuat bertumbuh.
Tak padamkan setiap janji.
Ku mencari kau di pusat raga.
Ku mencari kau di pusat rasa.
#KITAMUNGKIN #SISIRTANAH

Monday, November 17, 2014

AND THIS MORNING FEELS LIKE EVERYTHING SEEMS SO CLEAR

Tell me you love me, if you don't then lie, lie to me.

Coldplay - true love

This song is playing in my ear right now.

Wednesday, November 12, 2014

Bukan tentang kamu bisa hidup dengan atau tanpanya. Pada dasarnya kamu bisa hidup hingga sejauh ini sendiri. Tanpa dia. Kamu tidak mati hanya karena tidak ada yang mengingatkanmu untuk makan dan menjaga kesehatan. Kamu tidak terluka hanya karena tidak ada yang menyuruhmu untuk berhati-hati. Kamu bisa hidup tanpanya. Itu sudah kamu buktikan sendiri.

Kamu tidak akan mati hanya karena sehari saja tidak mengirim atau menerima kabar darinya. Kamu masih hidup dan bernapas. Duniamu tidak berhenti berputar. Semua baik-baik saja. Tidak ada masalah. Kesunyian ini pun bisa lekas hilang berjalan dengan berlalunya waktu. Kamu tidak butuh dia.

Namun terlepas dari itu semua. Bukankah mulai selalu muncul dia dalam keseharianmu?  Seakan keberadaannya sudah seharusnya. Tidak perlu dipertanyakan lagi. Setelah semua hal yang terjadi dalam hidupmu, kamu membangun dinding demikian tinggi. Kamu berlindung di baliknya dan kamu pikir tidak apa-apa jika sendiri.

Tapi dia datang dengan alaminya. Seperti angin yang menelisik cuping telinga. Seperti bukan hal yang aneh. Seperti sebuah keseharian. Barangkali memang sudah saatnya keluar dari balik dinding. Barangkali kamu kini sudah cukup kuat berpijak di bumi.


Barangkali.

Monday, November 10, 2014

LELAKI YANG PERGI

Kamu ada dalam doaku. Doa yang kupanjatkan dalam sunyi. Sebab tak seorang pun perlu tahu soal kamu. Soal masa lalu. Kamu ada dalam doaku karena hanya begitu saja yang kumampu. Kamu dan aku lebih baik sendiri, bukan? Jarak ini adalah apa yang kamu pilih. Kenapa menyesalinya kini?

Kamu tidak masuk dalam relung benci. Tidak pula masuk dalam relung rindu. Kamu adalah takdir. Takdir yang kujalani karena tak ada jalan lain. Kamu adalah kegetiran yang terpaksa aku kecap. Kamu adalah awal penderitaan yang terpaksa aku jalani. Kamu seharusnya adalah harapan. Dan karena alasan itu kepergianmu bagaikan bencana.

Terlepas dari kegetiran dan penderitaan itu, kamu adalah bagian dari takdirku. Untuk itu aku mengingatmu dalam doa sembunyi-sembunyi. Semoga kamu sehat, semoga kamu bahagia dengan pilihanmu, semoga kamu menjalani hidupmu sebaik-baiknya, semoga Tuhan selalu menempatkanmu dalam perlindungan-Nya. Karena hanya itu yang terbaik yang aku bisa. Karena begitu satu-satunya cara yang tersisa. Barangkali, di masa depan yang lebih baik, aku bisa memberikan yang lebih baik. Barangkali.

Kamu tahu kamu adalah takdirku. Aku tidak bisa lari darimu.

Aku juga adalah takdirmu. Kamu juga tidak bisa lari, kan? 

Bukankah karena alasan itu kamu berusaha mencari keberadaanku?



Kamu ada dalam doaku. Doa yang kupanjatkan dalam sunyi. Sebab tak seorang pun perlu tahu soal kamu. Soal masa lalu. Kamu ada dalam doaku karena hanya begitu saja yang kumampu. Kamu dan aku lebih baik sendiri, bukan? Jarak ini adalah apa yang kamu pilih. Kenapa menyesalinya kini?

Kamu tidak masuk dalam relung benci. Tidak pula masuk dalam relung rindu. Kamu adalah takdir. Takdir yang kujalani karena tak ada jalan lain. Kamu adalah kegetiran yang terpaksa aku kecap. Kamu adalah awal penderitaan jalan yang terpaksa aku jalani. Kamu adalah harapan yang berakhir bencana.
Terlepas dari kegetiran dan penderitaan itu, kamu adalah bagian dari takdirku. Untuk itu aku mengingatmu dalam doa sembunyi-sembunyi. Semoga kamu sehat, semoga kamu bahagia dengan pilihanmu, semoga kamu menjalani hidupmu sebaik-baiknya, semoga Tuhan selalu menempatkanmu dalam perlindungan-Nya.
Karena hanya itu yang terbaik yang aku bisa. Karena begitu satu-satunya cara yang tersisa. Barangkali, di masa depan yang lebih baik, aku bisa memberikan yang lebih baik. Barangkali.
Kamu tahu kamu adalah takdirku. Dan aku tidak bisa lari darimu.
Aku juga adalah takdirmu. Kamu juga tidak bisa lari.
Itu sebabnya…


kamu berusaha mencari keberadaanku, kan?



BARANGKALI


Barangkali penderitaan itu adalah bagian dari cara Tuhanmu menyayangimu. Barangkali kesenangan tidak cocok untukmu. Bukan berarti kamu tidak cukup baik. Barangkali kamu terlalu baik. Barangkali. Sebab logika manusia sangat terbatas. Barangkali memang begitu jalannya menuju kebaikan. Barangkali. Karena, sekali lagi, logika manusia sangat terbatas.

Barangkali kalau kamu memang tidak bisa menghindari penderitaan, belajarlah menikmatinya. Barangkali kamu memang bisa menikmatinya. Tidak sekarang. Mungkin nanti. Siapa yang tahu ? Logika manusia sangat terbatas.

Barangkali memang segala sesuatu yang kebetulan dan tepat waktu adalah takdir. Seseorang yang datang ketika kamu sendirian. Seseorang yang tidak sepadan dalam logika, tapi dia datang tepat waktu. Barangkali memang begitu jalannya. Barangkali kalau ia datang lebih cepat atau lebih lambat, kalian tidak bisa bersama. Kalian tidak bisa jatuh hati. Barangkali. Sebab logika manusia sangat terbatas.

Barangkali itu yang disebut takdir. Hal hal yang tidak bisa kita hindari. Hal hal yang tidak memberimu pilihan lain selain menjalani. Barangkali. Siapa yang tahu. Logika manusia sangat terbatas.


Popular Posts

Follower