Holla...
I know i
didn’t treat you well, Heartchime. I only come when I need you. So here I am,
back to you with all my problems. But at least I always comeback to you.
Always.
Akhir-akhir
ini sedang banyak masalah yang terus tertimbun kaya sampah. Masalah yang nggak
bisa diceritakan ke orang lain. Kenapa? Because I know I am blessed. Karena
saya tahu dari sekian banyak masalah yang datang, saya punya banyak hal yang patut untuk disyukuri. Hal itu membuat saya menahan diri untuk tidak mengeluh
di hadapan orang lain.
I’m still fine.
So fine.
Tapi masalah
tetaplah masalah dan saya butuh sesuatu untuk menyalurkannya. That’s the reason
I’m here now. Kakak saya akan menikah bulan depan. Adik saya yang bermasalah
dengan sekolahnya. Ditambah Mamas yang akan lanjut S1. Lalu kehidupan saya
sendiri. Terlalu banyak yang ditanggung otak kecil saya. Dan saya mengeliminasi
apa yang menurut saya tidak perlu.
Seperti
membuang kanker.
image taken randomly from google |
Tetap saja
rasa sakitnya tersisa. Tetap saja meninggalkan akar bercokol dan bisa tumbuh
lagi di masa depan. Masalah sejatinya seperti itu. Mereka seperti kanker. Butuh
waktu lama untuk menghancurkannya. Butuh tahunan untuk melawannya. Tahunan yang dilewati dengan rasa sakit dan
harapan yang beberapa akan pupus dihantam realita.
Saat ini dengan kepala berdenyut nyeri saya
menuliskan ini semua. Seandainya ada toko yang menjual kepala cadangan. Saya mau
beli lima. Saya bongkar pasang saban migrane.
Saya ingin
menyederhanakan masalah. Mengurai benang kusut. Menerjang waktu. Memberitahu diri
saya sendiri di masa lalu: You should be
happy now, you should be. Because future aren’t that good.
Saya barangkali
hanya manusia biasa yang melewatkan bentuk-bentuk kebahagian begitu saja. Lupa bagaimana
bahagia. Setelah masa itu terlewati saya barulah menyadari “that’s the
happiness. Saya melewatkannya begitu saja”. Barangkali saya seperti kebanyakan orang.
Saya ingin
sekali berkata pada diri saya sendiri pada masa ini: Kamu seharusnya bahagia. Sekarang.
Saat ini. Tidak besok, tidak lusa, tidak di masa depan. Bahagia adalah tentang
saat ini.
Jangan
melewatkannya
lagi.