Pembicaraan ketika KKN tiga tahun yang
lalu, ketika mengajar murid murid SDN Kalipecabean:
Murid : Kak, cita-citaku mau jadi pemain
sinetron!
Saya : Hahaha, iya semangat ya! Rajin
belajar ya biar cita-citanya tercapai!
Murid : Kalau kakak cita-citanya apa waktu kecil?
Saya : Jadi penulis.
Murid : Wah, berarti cita-cita kakak
udah kesampaian dong! Hebat!
Saya :… (bengong)
Saat itu saya baru sadar bahwa cita-cita saya
sudah kesampaian. Saat itu semester enam perkuliahan, novel saya baru satu. Ketika
banyak orang kalah oleh mimpinya, saya cukup beruntung menggapainya. Namun,
toh, setelah menggapainya, saya terlalu disibukkan dengan ambisi saya yang
lainnya, menerbitkan novel-novel selanjutnya. Saya lupa bersyukur.
Ketika saya berada dalam kesulitan, saya jadi
ingat bahwa kesulitan yang saya hadapi sekarang sebenarnya adalah doa saya
sendiri. Saya yang memintanya di masa lalu. Saya ingin memiliki dua pekerjaan (tetap
menjadi penulis dan kerja kantoran). Saya
ingin pekerjaan dengan gaji sekian. Saya ingin berangkat bekerja dengan pakaian
modis. Saya ingin bepergian urusan kantor dengan mobil. Saya ingin punya kamar
kosan yang begini begini begini.
Nyatanya, ketika saya mendapatkan semua
itu sekarang. Keinginan saya berubah lagi. Saya mengeluhkan kesulitan-kesulitan
yang saya hadapi. Saya lagi-lagi lupa bersyukur. Saya lupa bahwa semua
kesulitan yang saya hadapi saat ini adalah doa saya di masa lalu.
Payah...