TENTANG SI CHIMER

Monday, October 31, 2022

Orang Tua Bagi Diri Sendiri

Dulu saya pikir saya orang dengan tingkat kepercayaan diri yang baik.


Saya pikir percaya diri hanya sekedar berani dan bisa tampil di hadapan orang banyak. Berbicara dengan lantang tanpa terbata bata. Menatap mata lawan bicara tanpa merasa risih.


Di usia yang akan mencapai 33 ini justru saya merasakan hal yang sebaliknya. 


Kepercayaan diri bagi saya saat ini adalah tentang nyaman dengan diri sendiri dan percaya bahwa lawan bicara akan menganggapi kita dengan serius. 


Dalam hal ini saya menyadari betapa rendahnya kepercayaan diri saya.


Saya selalu menyangsikan pikiran-pikiran saya sendiri. Ketika berbicara, terselip rasa ragu apakah saya cukup penting bagi orang yang saya ajak bicara. Saya merasa tidak nyaman dengan diri saya sendiri.


Hal ini semakin jelas kentara ketika saya memiliki anak perempuan. Betapa saya merasa rendah diri bahkan ketika berbicara dengannya. Padahal dia baru dua tahun.


Saya merasa anak saya membaca ketidakpercayaan diri tersebut sehingga ia menangkap sinyal acak. Ia cenderung mengabaikan saya ketika saya berbicara. Meski terkadang ada momen momen intim di mana kami saling bertatapan mata dan saling tersenyum.


Saya menjadi diri saya sewaktu kecil ketika berhadapan dengan anak perempuan saya. Beserta perasaan terabaikan dengan kebutuhan emosional yang sering diabaikan oleh kedua orang tua saya. 


Saya bahkan rendah diri di hadapan anak perempuan saya adalah pertanda ada yang salah pada diri saya. Saya tidak percaya diri ketika berbicara, mengajari, atau memarahi Bumi — nama anak perempuan saya. Diam diam saya merasa dan menuduh keterlambatan bicara yang Bumi alami adalah salah saya. Karena saya tidak kompeten menjadi orang tua yang mampu memberikan arahan dan ajaran yang firm.


Diam diam saya merasa gagal sebagai ibu. Saya memilih menyimpan perasaan ini seorang diri tanpa memberitahu siapapun.



Seiring dengan tumbuhnya Bumi saya menyadari banyak hal yang salah dalam proses pendewasaan saya. Betapa saya memiliki banyak PR untuk menyembuhkan saya versi kecil.


Orang bilang kita sebenarnya butuh diri kita sendiri versi dewasa untuk menyembuhkan versi kecil kita.


Untuk itu saya melakukan dan mencoba banyak hal, termasuk belajar menjadi baik kepada diri sendiri hingga menggunakan jasa psikiatris dan mengkonsumsi obat-obatan. Saya juga membawa Bumi ke terapis wicara setidaknya seminggu dua kali dengan perjalanan yang memakan usaha dan waktu yang tidak sedikit.


Semua usaha saya lakukan demi menjadi ibu yang kompeten bagi Bumi. Meski di perjalanannya saya seringkali jatuh dan gagal. 


Saya merasa sedang membesarkan dua anak sekaligus saat ini. Bumi dan diri saya sendiri. Betapa saya versi kecil tidak mendapatkan segala hal yang dia butuhkan dan saya harus berusaha menyembuhkannya, membesarkannya, dan menjadi orang tua bagi diri saya sendiri.


ASING

 Ada banyak hal yang terjadi sejak terakhir saya menulis di sini, 4 tahun yang lalu. Ada begitu banyak dari diri saya yang lampau yang rasanya sudah tidak ada lagi sekarang. 

Tulisan-tulisan di blog ini terasa semakin asing ketika saya membacanya lagi. 

Mereka adalah versi lampau saya. Mereka yang sebagian besar sudah pergi entah kemana. 

Rasanya ketika membaca tulisan-tulisan saya yang dulu saya merasa dia adalah orang yang asing. 

Kemudian saya memutuskan untuk memprivate blog ini untuk sementara waktu.
Tapi saya menghargai si orang asing tersebut. Dia berjuang mati-matian untuk menjadi diri saya yang sekarang. Walau yah, ternyata… begitulah… 

Saya yang sekarang barangkali adalah apa yang saya perjuangkan dulu. Meski selama perjalanannya banyak muncul kekecewaan bahwa ternyata tidak sesempurna yang saya harapkan. 

Hidup dengan baterai yang hampir habis dan berusaha mengulur-ulur waktu. 

Berusaha menerima kenyataan bahwa hidup sering tidak sebanding dengan apa yang kita perjuangkan mati-matian. 

Tidak semuanya buruk, meski tidak selalu manis. Ada kebahagian-kebahagiaan yang muncul tiba-tiba. Ada duka tersisip di sela sela. Ada tawa di sana sini. Ada tangis diam-diam.

Hello, heartchime, I miss you…


Popular Posts

Follower