Bukan tentang kamu bisa hidup dengan atau
tanpanya. Pada dasarnya kamu bisa hidup hingga sejauh ini sendiri. Tanpa dia.
Kamu tidak mati hanya karena tidak ada yang mengingatkanmu untuk makan dan
menjaga kesehatan. Kamu tidak terluka hanya karena tidak ada yang menyuruhmu
untuk berhati-hati. Kamu bisa hidup tanpanya. Itu sudah kamu buktikan sendiri.
Kamu tidak akan mati hanya karena sehari
saja tidak mengirim atau menerima kabar darinya. Kamu masih hidup dan bernapas.
Duniamu tidak berhenti berputar. Semua baik-baik saja. Tidak ada masalah.
Kesunyian ini pun bisa lekas hilang berjalan dengan berlalunya waktu. Kamu tidak
butuh dia.
Namun terlepas dari itu semua. Bukankah mulai
selalu muncul dia dalam keseharianmu? Seakan
keberadaannya sudah seharusnya. Tidak perlu dipertanyakan lagi. Setelah semua
hal yang terjadi dalam hidupmu, kamu membangun dinding demikian tinggi. Kamu berlindung di baliknya dan kamu pikir tidak apa-apa jika sendiri.
Tapi dia datang dengan alaminya. Seperti
angin yang menelisik cuping telinga. Seperti bukan hal yang aneh. Seperti
sebuah keseharian. Barangkali memang sudah saatnya keluar dari balik dinding.
Barangkali kamu kini sudah cukup kuat berpijak di bumi.
Barangkali.