TEMANKU, IRA

Teman saya, Ira, adalah teman yang baik. Setidaknya pada saya dan Renny, dia sangat baik. Dia banyak membantu dan selalu ceria. Dia punya banyak kelebihan dan tidak menyombongkannya.

Ira mengurus segala keperluan magang ketika kami bertiga magang di Departemen Luar Negeri di Jakarta. Ga cuma itu, Ira bahkan berusaha mencarikan kos-kosan dan tiket pesawat buat saya dan Renny. Urusan birokrasi dan surat menyurat pun beres di tangan dia. Saya dan Renny cuma perlu menyiapkan baju kerja di koper dan berangkat.

Kemarin waktu dia ikut Miss Indonesia mewakili Riau, saya mengkampanyekannya untuk memilihnya sebagai Miss terfavorit. Yah, memang tidak berhasil tapi saya senang Ira ada di sana dan menjalani pengalaman baru yang disukainya.

Kemudian dia ikut Miss Femina. Dia dapat voucher sebesar 2juta, dia menjemput kami dan ngajak makan-makan di Pizza Hut. Dia bercerita banyak dan kita tertawa mendengarnya.

Mungkin itu biasa saja tapi saya menghargai bagaimana ia bersikap. Ira selalu berusaha menjadi menyenangkan, berusaha menciptakan atmosfer ceria yang mana saya tidak mampu melakukannya. Saya cenderung egois, lebih suka diam dan melamun. Bersamanya, tawa tidak pernah habis.

Saya, Renny, dan Ira di Pizza Hut

Sayangnya mungkin tidak semua orang mengenalinya. Saya mendengar selentingan ejekan dari teman-teman tentang Ira. Saya kesal mendengar orang lain menjelek-jelekannya tapi tidak punya pilihan selain diam, karena mereka yang menjelek-jelekkan Ira, juga adalah teman saya. Saya cuma bisa menggerundel dalam hati. Teman-teman kuliah yang lain tidak tahu kalau saya dan Ira cukup dekat dan terus mengejek Ira di depan saya.

Maka saya sengaja memasang foto tersebut pada header FB saya saat ini. Foto kami bertiga. Dengan maksud memberitahu pada teman-teman lainnya:

TOLONG, JANGAN JELEK-JELEKKAN IRA, SETIDAKNYA DI DEPAN SAYA, KARENA SAYA TEMAN DIA, DAN SAYA TIDAK SUKA MENDENGARNYA. 

Salam hangat,