Tiba-tiba Ayu (salah satu anak panti tempat saya mengajar) duduk menjejeri saya dan menempelkan telapak tangannya ke atas telapak tangan saya. “Wow, kopi dan susu!” ia terbahak. Yang lain ikut tertawa.
Saya yang sedang mengajarkan korogapit sedikit terkejut sembari mengacak rambut anak 14 tahun itu.
“Kak, sering ke kecantikan-kecantikan ya! Perawatan gitu?” dia memberondongkan pertanyaannya.
“Nggak pernah,” duitnya siapa?, tambah saya dalam hati.
“Kakak pacarnya banyak ya!”
“Enggak.” Jomblo.
“Ah ga percaya! Kakak pasti pacarnya banyak!” tuduhnya sengit dan semua mengiyakan. "Kalau cantik pasti pacarnya ganteng dan baik!"
Saya tersenyum kecil dan kembali meneruskan pelajaran.
pict from VisualizeUs |
Belum saatnya mereka tahu, kecantikan fisik bukan jaminan kebahagiaan.
Salam,
Annesya