some dreams are destined to be just... a dream
pict from weheartit
Mami saya usianya sudah lima puluh tahun
dan sampai sekarang belum punya rumah. Kami tinggal di rumah kontrakan. Serem kan
yah? Mami saya saking mati-matiannya nguliahin anak-anaknya, sampai ga bisa
beli rumah. Mami saya pengen anak-anaknya punya pendidikan yang tinggi. Semua uang
dialokasikan untuk pendidikan. Untungnya, saya dan kakak saya, masih bisa
tembus universitas negeri melalui jalur spmb (alias jalur murah). Melalui jalur penerimaan ujian masuk negara, biaya
awal kuliah saya cuma 1.3juta dengan uang SPP 600ribu setiap semester. Belum lagi
saya bisa menerima beasiswa selama bisa menjaga IPK di atas 3.25. Kakak saya
juga masuk melalui jalur yang sama. Meski demikian, memang biaya kuliah dan
biaya hidup cukup tinggi untuk menguliahkan dua anak sekaligus. Saya dan kakak
saya kebetulan hanya beda dua tahun.
Di lain sisi, masih begitu banyak orang
tua yang menolak ketika anaknya minta kuliah. Mereka berdalih tidak ada biaya
untuk itu. Padahal mereka punya sawah dan sapi. Padahal satu sapi mereka dijual
sudah bisa buat biaya awal kuliah anaknya. Beberapa dari mereka menangis karena
dilarang kuliah dengan dalih masalah biaya. Saya melihat mereka yang
mati-matian belajar dan meraih ranking di sekolah, berakhir menjadi kasir
supermarket. Anak-anak itu sebelumnya adalah korban kebohongan masyarakat,
bahwa kalau pintar kau bisa jadi apapun yang kauinginkan. Kebohongan yang
berasal dari mulut-mulut orang tua mereka sendiri. Mereka disuruh bermimpi
untuk kemudian berakhir menjadi kasir dan pembantu rumah tangga.
Namun, siapa saya, bisa berkata pada orang
tua mereka bahwa kuliah itu penting? Siapa saya akan menjamin bahwa
menguliahkan anak mereka di universitas terkemuka akan membuat masa depan anak
mereka terjamin lebih baik? Siapa saya yang berhak menyuruh mereka menjual
sawah dan sapi mereka? Siapa saya selain tempat bagi mereka berbagi keluh kesah tentang mimpi yang sebenarnya adalah bohong? Sekali
lagi, siapa saya?!
12 comments:
berasa ngocooo... *sodorin kaca ke sulotso*
Kamu sendiri yang bisa jawab :P
eh mau bertelur lagi ya..selamat :D saya mah jalan ditempat aja ini -_-" oya mohon maaf lahir dan batin ya..
sekalian minta tolong isi kuesioner penelitian sy di link ini http://goo.gl/TtxTqf
terima kasih banyak
saya daripada maksa kuliah, dl pengen kuliah di perminyakan, pertambangan atau nuklir dan akhirnya malah milih kuliah di ikatan dinas yg gratis dan setelah SMA gak pernah namanya minta uang ke orang tua....
:)
meski berakhir jadi kasir supermarket kalau sudah berusaha gak menyesal. menyesal itu kalau sudah bermimpi, tapi gak berusaha, gak jadi apa2 :) aku beruntung lahir di tengah keluarga yang mementingkan pendidikan. sampai SMA aku disekolahkan dan selanjutnya membiayai sendiri. belum tahu aku akan jadi apa. tapi aku percaya semua usahaku gak akan sia2 :)
Siapa? Tetangga kontrakan sebelah yang sedikit kurang kerjaan dan paling perhatian :)
Yaa, annesyaa :D
Barakallahu fiik nesy atas Maya Maia-nya ^^ aku lihat covernya di plotpoint, sugoi desu ne! Aah, bertambah lagi satu kecemburuanku padamu XD xixixie, sukses selalu nesy! Siapa nesya?! Yaa nesya :) haha!
neek... udah neek.... duduk dulu.... minum air putih.. tarik napas ya neek... :|
masih suasana lebaran khan,
jadi nggak apa2 kan kalo aku mohon dimaaafkan lahir batin kalau aku ada salah dan khilaf selama ini,
back to zero again...sambil lirik kiri kanan nyari ketupat....salam :-)
ya memang ga ada jaminan kalo kuliah pasti masa depan cerah tapi biasanya ortu memang begitu. jadi inget dulu, sebenanrya ga mau kuliah tapi disuruh kuliah. padahal maunya kerja hehee..
semangattt Annesya....siapa kamu? ya kamu adalah Annesya...
Sebenernya saya mau komen postingan yg diatasnya ini. Tapi dikunciiii... huu huu T^T
Barusan loh saya lihat keluarganya mbak nesya. Oh itu adenya yg nggak suka sama lady gaga dan Jessi J. Oh itu adeknya yg satu lg. Oh itu mbaknya dan maminya. Hihihi, salam buat keluarga ya mbak. Semoga mbak nesya sekeluarga berbahagia lahir dan batin :)
Wow.
P.S.
Nice blog!
I love your blog!!
:)
kdg [sering?], yg melintasi benakku jg kayak gettu.
Banyk yg berdalih kuliah mahal,pdhl mnrt perbandinganku semestinya mampu mensuport biaya kuliah.
Bahkan yg bikin emosi tuh saat ortunya semangat mbiayain sekolah etapii si anaknya bilang: males ah kuliah, capek mikir? #gubrakkk
#lama gak mampir, minal aidzin wal faidzin yaa. Maafin semuanya
Post a Comment