Saya belajar untuk tidak lagi terlalu berkeluh
kesah tentang hidup saya. Saya menjalani hidup saya di beberapa bulan terakhir
dengan cara tidak menatap kesusahan-kesusahan yang saya alami. Dengan berharap
saya akan mampu.
Namun manusia tahu akan batasannya. Suatu titik
ketika suara Tuhan berbisik melalui hati manusia dan tiba-tiba manusia itu
menyadari sesuatu dalam hidupnya. Tuhan berbicara pada saya semalam, tanpa
suara, tanpa rupa, ketiadaan yang terasa nyata. Dia berkata saya harus
berhenti. Jalan di depan sana hanyalah jalan buntu. Saya harus mencari jalan
lain. Jalan yang membawa saya pada apa yang Tuhan takdirkan untuk saya.
Dalam hidup yang saya ingin cuma satu,
keberkahan dalam setiap langkah yang saya ambil. Sebab saya tidak hidup sendiri.
Hidup saya adalah hidup banyak orang. Detak jantung saya adalah milik banyak
orang. Saya dan kekuatan yang membuat saya bertahan hidup. Saya dan rasa sakit
yang membuat saya kuat.
ready to war pict from visualizeUs |
Salam,
Annesya
10 comments:
ketika jalan menjadi buntu maka ada pilihan untuk segera merubah haluan, atau mendobrak kebuntuan jalan tersebut...ataukah bersifat seperti air yang mengalir merembesi setiap celah dari kebuntuan itu....,
karena hidup itu adalah pilihan ,
salam hangat selalu dari Makassar :)
He-em, apapun keadaan yg dialami, harus diambil sisi positifnya, biar ga capek *sok bijak* *macak Mario Teguh* :p
Hidup indah bila mencari berkah.
yeyyyy
cumungudhttt ea ness
*lg ababil*
wkwkwkwk
cubit mak, mak ngantuuk
mencari berkah memang agak susah, tetap semangat :D
*mangap*
wah mbak neesya.. padahal say pnasaran bingit sm skelajutan lonceng anginnya. hiks T^T
Semangaaaaaaaaaat :D
mbak nesya ini lagi kemana yaa~
Post a Comment