TENTANG SI CHIMER

Wednesday, November 2, 2022

Murni

Hari ini saya mengantar bumi ke terapi wicara. Lagi. Ini kali keempat. Meski bumi belum bisa berbicara dengan pelafalan yang jelas, ia mulai menunjukkan ketertarikan untuk melakukan komunikasi dua arah. Tidak ada tanda tanda autis.

“Mba, saya mau Mba jujur aja apa Bumi ada tanda tanda autisme?”

Si Mba terapis kaget melihat saya.

“Mba jujur apa gapapa. Saya mau menerima dengan lapang dada. Kaya menerima oh yaudah… anak saya autis. Kan ga mungkin juga begitu tau Bumi autis terus saya buang gitu.” Kelakar saya.

Mba terapis tertawa. “Nggak kok, Bu, ada kontak mata dan mudah bergaul ini anaknya. Kalau autis gamau lihat mata dan lebih suka menyendiri.”


Bumi anak yang ramah dan mudah bergaul. Ia selalu dengan berani mendatangi orang lain dan menyapa. Wajahnya selalu ceria dan ramah terhadap orang baru. Sehingga pada pertemuan kedua Bumi sudah berani hanya berdua saja di ruang terapi. Tanpa ditemani oleh saya, ibunya, dan Ratna, si emba.

Ruang terapi wicara tidak seperti yang saya duga. Ternyata bagaikan ruang harta karun bagi anak anak. Dipenuhi warna dan banyak mainan. Kali pertama Bumi masuk, ia sibuk mendatangi mainan satu per satu. Ia tidak sabar ingin memainkan semuanya.

Hal ini membuat bumi sangat bersemangat untuk terapi. Saya bersyukur akan ini. Betapa kepolosan bumi mengajarkan saya banyak hal. Ia begitu murni. Dulu saya juga sepolos itu ketika menghadapi banyak masalah tapi saya tidak menyadarinya. Ke belakang saya baru menyadari hal hal mengerikan yang saya lalui.

Kepolosan barangkali adalah kekuatan. Tapi kepolosan rentan akan bahaya dan manipulasi. Betapa saya tidak memiliki pelindung kala itu sehingga begitu mudah dimanipulasi. Setidaknya Bumi memiliki ibunya yang menjaga dia dari bahaya. Setidaknya Bumi menjalani hidup lebih baik dari saya dan saya ingin memastikan itu.



No comments:

Popular Posts

Follower