sebuah file jpeg dari laptop |
“Aku seneng banget pas dia ngajak aku jalan!”
“Oh ya?”
“Waktu dia pegang tanganku rasanya sekujur tubuhku merasakan sensasi yang aneh, tapi aku menyukainya,”
Kamu tahu kan aku juga merasakan hal serupa saat ini? Ketika kamu meremas erat tanganku dan bercerita tentang bahagiamu… saat ini…
“Aku ikut bahagia.” Aku bohong.
Kamu tertawa sembari menyenggol bahuku.
Tolong ajari aku bagaimana caranya mengabaikan perasaan orang lain.
“Aku seneng kamu ikut seneng!” kamu memelukku. Harum rambutmu menginvasi seluruh paru-paru bagaikan sejuta kupu-kupu beterbangan di taman surga, sejuk sekaligus menyesakkan, indah sekaligus mengaburkan.
Namun aku masih saja, dengan sia-sia, berusaha menyungging senyum palsu untukmu, sore ini.
Ajari aku bagaimana menjadi penipu… kalau seandainya kamu tahu.
Atau ajari aku menjadi pembunuh… karena saat ini aku sedang ingin namun tak mampu.
***
Penggalan kisah semasa SMA.
3 comments:
cinta terpendam ihihi....
harusnya ngaku aja nes :P
hayooo, mengenang siapa?
m enno: iya, harusnya ngaku aja *blabbering*
m glo: um... ah... um... ah... um... bentar, saya ke kamar kecil dulu ya mbak. hehe
Post a Comment